MENGAJAR ANAK BERDOA

BAGAIMANA MENGAJAR ANAK BERDOA

Seringkali saya menemui bahwa guru-guru Sekolah Minggu kurang mengajar agar anak-anak berdoa secara mandiri. Bahkan guru tidak merasa bersalah bila murid Sekolah Minggunya berkata, “Kak, saya tidak bisa berdoa.” Biasanya di Sekolah Minggu guru yang berdoa dan anak-anak mengikuti. Hal ini kurang mendidik, apalagi bila guru menggunakan kata-kata yang sulit dimenegrti anak. Seharusnya kita hanya menjadi fasilitator untuk anak supaya mereka bisa berdoa dengan mandiri.

Mengajar anak berdoa harus dimulai sejak dini, yaitu ketika anak mulai bisa berbicara. Mengajar berdoa kepada anak tidak segampang yang kita bayangkan. Oleh sebab itu guru dituntut untuk tekun dan bersabar.

Mengajar berdoa untuk kelas kecil (3-6 th)

Tujuan pengajaran pada tahap ini adalah membentuk pengertian dasar pada setiap anak sehingga setiap anak memahami:

-berdoa adalah waktu dimana anak memohon kepada Bapa di sorga sama seperti memohon kepada bapa yang di bumi

-berdoa itu mudah dan menyenangkan, sehingga anak tidak perlu takut berdoa

-bagaimana cara dan sikap berdoa

Guru mengajarkan hal-hal yang sifatnya mendasar dan melatih keberanian anak dalam berdoa, sehingga anak suka berdoa. Untuk itu ada beberapa tahap yang harus dilalui, dan masing-masing tahap bisa memakan waktu 3-4 bulan (tergantung keadaan sekolah minggu setempat). Tentu tahap-tahap yang saya usulkan berikut ini dapat diubah sesuai dengan kebutuhan:

Tahap 1: Mengulangi setiap kalimat doa yang diucapkan guru

Tahap pertama ini hendak melatih keberanian anak untuk berdoa, dan anak beroleh kesan mendasar bahwa berdoa itu mudah dan menyenangkan. Setiap kali hendak berdoa (pada acara Sekolah Minggu) guru meminta anak mengulangi setiap kalimat doa yang diucapkan oleh guru. Yang perlu diperhatikan di sini adalah:

-Guru harus mengucapkan sepotong (1-2 kata) yang mudah diingat dan diikuti anak. Diucapkan dengan lambat serta dipilih kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti anak

-Keseluruhan doa hendaknya jangan terlalu panjang, cukup 1-2 kalimat sehingga anak dapat memahami maksudnya. Dan akan lebih baik lagi jika guru meminta anak mengulangi isi doa tadi dengan kata-kata mereka sendiri (yang penting anak memahami apa isi doa tersebut).

Dalam tahap ini perlu juga diajarkan sikap doa yang baik, yaitu melipat tangan dan menutup mata. Melatih anak untuk melipat tangan tidak sulit, tetapi melatih anak untuk menutup mata ini membutuhkan waktu dan kesabaran kita, sebab pada umumnya anak takut gelap. Guru bisa menggunakan simulasi dan gerakan untuk melatih sikap doa ini.

Tahap 2: Mengajarkan berbagai macam doa yang dibutuhkan anak

Selain doa-doa yang dilakukan dalam acara sekolah minggu, guru bisa mulai mengajarkan doa-doa lain yang bisa dipraktekkan dalam kehidupan anak sehari-hari. Doa yang kita ajarkan tentu doa yang singkat, mudah dimengerti dan diingat oleh anak.

Tahap 3: Guru membisikkan doa pada satu anak

Dalam tahap ini anak sudah berani menutup mata atau sudah terbiasa bila berdoa harus menutup mata. Guru mulai mengajarkan kepada anak untuk memimpin doa bagi teman-temannya. Guru bisa memilih seorang anak dan menyruhnya berdoa sementara guru membisikan kalimat doa di telinga anak tersebut yang diikuti oleh anak itu.

Mengajar berdoa pada kelas sedang (7-9th)
Tahap 4: Berdoa satu kalimat dengan contoh formula doa dari guru

Anak mulai dilatih agar bisa berdoa sendiri tidak lagi mengikuti kata-kata yang diucapkan guru, namun pada tahap awal guru bisa memberi contoh dengan menuliskannya pada selembar kertas atau selipan Alkitab. Tehnik ini akan melatih anak berani berdoa. Bila anak di dalam kelas sedikit, guru bisa memberikan satu kalimat doa kepada masing-masing anak lalu menyuruh mereka mengucapkannya dalam sikap doa secara bergantian.

Tahap 6: Berdoa untuk orang lain (melatih doa syafaat)

Bisa dilatih dengan mendoakan teman di sebelahnya atau teman dalam kelompoknya.

Tahap 7: Anak berdoa dengan kreasi doanya sendiri

Anak diajak mengarang doa pendek dengan kata-katanya sendiri lalu guru menyuruh mereka mengucapkan doanya tersebut. Ingat, guru harus memberi komentar dan pujian untuk setiap doa yang dikarang oleh anak-anak.

Mengajar berdoa untuk kelas besar (10-15 th)

Tahap 8: Doa bagi pergumulan pribadi

Ajaklah anak-anak untuk menulis surat yang ditujukan kepada Tuhan Yesus. Surat itu berupa pergumulan mereka pribadi. Surat itu bisa berisi doa permohonan atau ucapan syukur karena Tuhan telah memberkati dan menolong mereka.

Tahap 9: Doa bagi permasalahan actual

Sebelum berdoa berilah pengantar tentang situasi atau keadaan di sekitar kita, negara kita atau dunia internasional. Ajaklah anak untuk berdoa terhadap persoalan tersebut.

Tahap 10: Berdoa 24 Jam

Pada tahap ini anak mulai bisa diajarkan tentang perlunya doa setiap saat, mulai mereka bangun tidur, makan, pergi sekolah, bermain, dsb… Anak-anak bisa berdoa setiap saat dalam hatinya.


EmoticonEmoticon

Followers