MEMIMPIN PUJIAN DI SEKOLAH MINGGU

Memimpin pujian di Sekolah Minggu sangat berbeda dengan memimpin pujian pada Kebaktian Dewasa. Dari hasil pengamatan, 90% guru tidak secara khusus menyiapkan pujian untuk acara Sekolah Minggu. Mereka menganggap asal anak menyanyi saja sudah cukup atau asal anak menyanyi dengan suara keras guru sudah merasa puas, sehingga pujian biasanya tidak dipersiapkan dengan serius. Kalau kita mau membandingkan memimpin pujian di Sekolah Minggu dengan memimpin pujian di Kebaktian Dewasa, sebenarnya memimpin pujian di Sekolah Minggu lebih sulit. Coba perhatikan perbandingan berikut ini:

KEBAKTIAN DEWASA

  • Perlunya persiapan

  • Dituntut keseriusan karena kita membawa jemaat untuk menghadap Tuhan

  • Tidak perlu banyak bergerak dan kreatifitas dalam pujian

  • Banyak yang berminat menjadi pemain musik, karena pada umumnya menerima bayaran atau persembahan kasih

  • Jemaat yang dipimpin tahu bagaimana harus bersikap dalam ibadah

  • Tidak dibebani jemaat yang rewel pada saat pujian

KEBAKTIAN ANAK/SEKOLAH MINGGU

  • Perlu juga persiapan

  • Kita juga harus serius, karena kita juga membawa anak-anak datang kepada Tuhan

  • Menuntut banyak gerak dan kreatifitas

  • Hampir tidak ada yang berminat menjadi pemain musik, karena pada umumnya ‘pure’ pelayanan.

  • Tidak sedikit ‘jemaat kecil’ kita ini rewel pada saat pujian berlangsung

  • ‘Jemaat kecil’ kita ini belum semuanya bisa menyadari kalau mereka sedang menghadap Tuhannya.


Ada beberapa alasan mengapa pujian sangat penting dan perlu dipersiapkan :


  1. Untuk mempersiapkan hati anak
    Keadaan anak ketika mereka datang ke Sekolah Minggu sangat beraneka-ragam. Ada anak yang datang dengan sedih, ada yang baru menangis, ada yang bercanda, berkelahi dsb. Tetapi ketika guru mulai mengajak mereka menyanyi memuji Tuhan, hal-hal yang mengganggu tersebut dapat dilupakan. Anak mulai mengarahkan perhatiannya untuk bernyanyi dengan demikian hati mereka telah dipersiapkan untuk mendengar dan menerima Firman Tuhan.

  2. Memperdalam cerita
    Melalui nyanyian yang berhubungan dengan cerita/pelajaran Alkitab yang disampaikan guru, anak akan lebih mudah mengingat isi cerita. Mis. Nabi Nuh dan Istrinya, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, Larilah Lot dan Kluarga, Naaman sakit kusta, dsb.

  3. Menolong bersaksi
    Nyanyian yang dipelajari di Sekolah Minggu, seringkali dinyanyikan anak-anak di rumah. Melalui lagu-lagu tersebut, anak dapat menjadi berkat dan alat Tuhan untuk membawa keluarganya mengenal Tuhan.

  4. Memberikan penghiburan
    Adakalanya anak mengalami kecemasan, kesedihan dan ketakutan yang mungkin tidak bisa diutarakan kepada siapapun. Syair lagu pujian yang sudah mereka hafal dapat menjadi penghiburan kepada mereka. Mis. Ada satu sobatku

  5. Menolong menjawab kepada Tuhan
    Kadang-kadang anak dapat menjawab kesan yang diperoleh dari cerita melalui nyanyian. Mis. Mari masuk, Haleluya saya mau cinta Yesus, dsb.


VARIASI DALAM MEMIMPIN PUJIAN
Memimpin pujian di Sekolah Minggu memiliki banyak variasi, tetapi saya mengelompokkan dalam tiga kelompok sesuai dengan jenis acara yang akan diselenggarakan.

  1. Acara KKR. Acara KKR Anak bisa dilakukan sebulan sekali, tiga bulan sekali, dsb. Acara KKR bisa juga dilakukam pada acara Malam Pengurapan, Retreat, Perayaan Paskah, dsb. Untuk acara-acara seperti itu, lebih baik pilihlah lagu-lagu yang serius, lagu-lagu penyembahan atau lagu pujian seperti lagu-lagu pada ibadah dewasa. Hindari lagu yang menjurus pada simulasi, kecuali bila diperlukan sebagai ice breaker.

  2. Ibadah Ceria. Acara ini bisa dilakukan pada kebaktian Minggu, Rabu Ceria, Sekolah Injil Liburan, dsb. Dalam acara ini lagu-lagu slow sebaiknya hanya dinyanyikan sebelum doa pembukaan, sebelum cerita dan sesudah cerita. Baik juga bila digunakan lagu dengan gerakan atau sedikit simulasi.

  3. Keakraban dan Permainan. Hampir sama dengan poin kedua, acara ini bisa dilakukan pada kebaktian Minggu (dalam kebaktian gabungan atau perayaan ulang tahun anak), malam apresiasi anak, bible camp, dsb. Dalam acara ini perbanyak lagu dengan simulasi untuk meningkatkan keakraban di antara murid-murid Sekolah Minggu, apalagi bila terdiri dari beberapa cabang gereja.


VARIASI PUJIAN DALAM IBADAH CERIA DAN KEAKRABAN

  1. Nyanyian dengan gerakan
    Banyak lagu-lagu sekolah minggu yang dapat dinyanyikan dengan disertai gerakan. Mis. Biarpun gunung-gunung beranjak, Yesus di dalam rumahku, Happy ya ya, dsb.

  2. Nyanyian dengan simulasi; maksudnya lagu yang dinyanyikan disertai aktifitas anak


  • Kata yang dihilangkan; salah satu kata dalam lagu tidak dinyanyikan, mis. Yesus sayang semua, B-A-I-K, baik, dsb.

  • Sapu tangan yang diedarkan

  • Kanon; yaitu lagu yang dinyanyikan secara bersahutan, mis. Memuji Tuhan selalu, Matahari bersinar t’rang, dsb.

  • Duduk berkelompok/berbaris secara berurutan, mis. Hari ini hari-Nya Tuhan, Do re mi, Matius Markus Lukas, Singing Glory praise The Lord, dsb.

  • Dan masih banyak lagi. Tergantung kreatifitas guru.


HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEHUBUNGAN DENGAN MEMIMPIN PUJIAN

  1. Persiapkan lagu-lagu yang akan dinyanyikan. Daftar dan ingatlah urutannya.

  2. Adakan latihan dengan pemain musik.

  3. Kuasai syair lagu-lagu yang akan dinyanyikan.

  4. Semangat dan kesungguhan dalam memimpin pujian dan jangan terpengaruh keadaan

  5. Penampilan; perhatikan kebersihan dan kerapian pakaian, kebersihan badan, gigi, kuku, rambut dan sepatu.

  6. Jelaskan kata-kata baru atau kata-kata dalam pujian yang tidak dimengerti anak-anak.


1 Comments so far

Salam kenal kak Yudi..
Trima kasih untuk tulisannya. Cukup membantu saya yang akan ditugaskan untuk melayani sebagai WL di retreat ibadah anak di gereja saya. :)


EmoticonEmoticon

Followers